Rabu, 11 November 2015

Pentingkah Agen Nutraceuticals (Glukosamin Dan Kondroitin) untuk Pasien Osteoarthritis?







Nutraceuticals yang paling banyak digunakan adalah glukosamin dan kondroitin.1 Kedua jenis nutraceutical ini tidak termasuk dalam fornas.2,3 Glukosamin adalah gula amino dan prekursor penting dalam sintesis biokimia dari protein glikosilasi, termasuk glikosaminoglikan. Kondroitin sulfat adalah sulfated glycosaminoglycan (GAG) dimer, yang dapat dipolimerisasi dengan chain of alternating sugars (N-acetyl-galactosamine and glucuronic acid) ditemukan menempel pada protein sebagai bagian dari proteoglikan. Hal ini membuat hipotesis bahwa ketersediaan substrat (glukosamin dan/atau kondroitin sulfat) menjadi faktor pembatas dalam sintesis komponen GAG dari tulang rawan, sehingga menjadi alasan suplementasi oral senyawa ini pada pasien osteoarthritis.1
Peran yang tepat dengan glukosamin, kondroitin, atau kombinasi dari kedua produk ini masih belum jelas. Kedua agen memiliki khasiat dalam mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mobilitas, dan bahwa glukosamin mengurangi penyempitan ruang sendi. Survei lain menunjukkan bahwa penggantian sendi lower limb, dua kali lipat lebih tinggi pada subyek yang diberikan plasebo, dibandingkan dengan subyek yang diberikan glukosamin.4 Namun, NICE mencatat bahwa bukti menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan klinis penting antara kondroitin dan plasebo pada WOMAC pain, stiffness atau function pada titik waktu lebih dari 3 bulan meskipun data outcome jangka pendek dengan kualitas rendah menunjukkan efikasi dibandingkan dengan plasebo pada <13 minggu. Hal ini menyebabkan tidak direkomendasikannya glukosamin untuk osteoarthritis. NICE juga menyadari meta analysis5 yang membandingkan glukosamin, kondroitin, dan kombinasi mereka dengan plasebo serta menunjukkan bahwa tidak ada pengurangan nyeri sendi atau berdampak pada penyempitan ruang sendi. Namun, karena agen ini relatif aman, mungkin wajar dalam pasien mem-pertimbangkan alternatif untuk pengobatan OA tradisional. Efek samping terkait glukosamin umumnya ringan dan termasuk gejala gastrointestinal (gas, kembung, kram).4

Daftar Pustaka
1.  NICE. Osteoarthritis Care and Management in Adults. London: National Institute for Health and Care Excellence; 2014.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional. 2013.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/Menkes/SK/V/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional. 2014.
4. Dipiro J, Talbert R, Yee G, Matzke G, Wells B, Posey L. Pharmacotherapy: Pathophysiologic Approach. 7 Ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008.
5. Wandel S, Jüni P, Tendal B, Nüesch E, Villiger PM, Welton NJ, et al. Effects of glucosamine, chondroitin, or placebo in patients with osteoarthritis of hip or knee: network meta-analysis. BMJ. 2010 Jan;341:c4675.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar